MENGANALISIS BAHAN AJAR BERDASARKAN ARCF
Dalam
penyususnan bahan ajar harus terdapat beberapa aspek yaitu ARCS. Berikut adalah
analisis bahan ajar yang memuat ARCS. Model pembelajaran
ARCS terdiri dari empat komponen. Keempat komponen model pembelajaran ARCS
tersebut yaitu sebagai berikut:
A.
Attention (perhatian)
Perhatian adalah bentuk pengarahan untuk dapat
berkonsultasi/ pemusatan pikiran dalam menghadapi siswa dalam peristiwa
proses belajar mengajar di kelas. Perhatian dapat berarti sama dengan
konsentrasi, dapat pula menunjuk pada minat ”momentain” yaitu perasaan
tertarik pada suatu masalah yang sedang dipelajari.
Konsentrasi/perasaan siswa dan minat dalam belajar
bisa dilihat dari siswa yang perasaannya senang akan membantu dalam konsentrasi
belajarnya dan sebaliknya siswa dalam kondisi tidak senang maka akan kurang
berminat dalam belajarnya dan mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi terhadap
pelajaran yang sedang berlangsung.
Dalam bahan ajar aspek attention yang dapat dihadirkan misalnya:
11. Dengan adanya berbagai gambar berwarna
yang menarik serta penggunaan kalimat yang sangat menyatu dengan pembaca.
Pemberian gambar merupakan aspek rangsangan visual yang dapat menarik perhatian
pembaca. Sedangkan kalimat-kalimat yang digunakan merupakan bentuk kalimat semi
formal yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa yang
membaca akan terbawa dalam suasana belajar yang menyenangkan.
22.
Selain itu kalimat-kalimat yang dramatic
dalam mengawali suatu materi juga sangat diperlukan agar siswa
lebih tertarik untuk membaca dan bertahan lama untuk mau menyelesaikan kegiatan
membaca tanpa alasan bosan. Pembrian pertanyaan-pertanyaan seputar pengalaman
siswa pun akan sangat membantu siswa untuk semakin tertarik dan semakin
mengarahkan siswa pada materi yang harus
dikuasainya, sebab pertanyaan-pertanyaan tersebut sangat menekankan pada
keterlibatan siswa. Penyajian materinya pun bervariasi dengan tampilan yang berwarna dan
penyajian materi yang sangat mudah untuk dimengerti oleh siswa.
33.
Dalam bahan ajar penulis perlu berusaha untuk selalu mengaktifkan siswa dengan memberikan berbagai kegiatan
sederhana yang menyenangkan tetapi tak lepas dari tujuan pembelajaran. Dengan adanya banyak kegiatan
merangsang siswa untuk aktif mencoba hal-hal baru dan menemukan jawaban dari
tujuan pembelajaran setelah melakukan kegiatan-kegiatan yang di sarankan.
Dengan berbagai kegiatan yang dilakukan secara langsung oleh siswa, tentu siswa
akan lebih lama dalam mengingat materi yang dipelajarinya. Dengan kegiatan ini
juga bertujuan untuk lebih mengaktifkan siswa dalam belajar dan menemukan
jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
44.
Dengan penyajian yang bervariasi seperti
penyajian dengan menggunakan frame, chunking juga akan sangat membantu siswa
dalam pemahaman serta mengingat materi-materi yang ia pelajari.
55.
Pemberian contoh dalam materi ini pun dipilih contoh-contoh yang
sangat lekat dengan kehidupan sehari-hari siswa. Contoh-contoh diambil dari
lingkungan siswa sehingga diharapkan siswa akan lebih cepat memahami materi dan
lebih lama dalam mengingat materi yang dipelajari. Hal ini dikarenakan contoh
dari pengalaman siswa akan lebih mudah untuk dimengerti dan diingat siswa.
B. Relevance (relevan)
Relevance yang
dimaksud di sini dapat diartikan sebagai keterkaitan atau kesesuaian antara
materi pembelajaran yang disajikan dengan pengalaman belajar siswa. Dari
keterkaitan atau kesesuaian ini otomatis dapat menumbuhkan motivasi belajar di
dalam diri siswa karena siswa merasa bahwa materi pelajaran yang disajikan
mempunyaai manfaat langsung secara pribadi dalam kehidupan sehari-hari siswa.
Motivasi siswa akan bangkit dan berkembang apabila mereka merasakan bahwa apa
yang dipelajari itu memenuhi kebutuhan pribadi, bermanfaat serta sesuai dengan
nilai yang diyakini atau dipegangnya. Strategi untuk menunjukan relevensi dalam
bahan ajar ini adalah sebagai berikut:
11.
Menyampaikan kepada siswa apa yang dapat
mereka peroleh dan lakukan setelah mempelajari materi pembelajaran ini dengan
menjelaskan tujuan pembelajaran. Dalam bahan ajar yang penulis susun pun
dijelaskan terlebih dahulu tujuan dari materi yang akan dipelajari siswa
sehingga siswa dapat benar-benar memiliki gambaran tentang apa yang akan
dipelajarinya serta manfaat materi tersebut utuk dipelajari.
Selain
tujuan yang ada di setiap awal bab, penulis juga perlu memberikan tujuan yang jelas
di setiap awal kegiatan. Tujuan-tujuan yang diberikan pada awal materi maupun awal kegiatan
harus memiliki relevansi dengan kegiatan yang dilakukan misalnya kegiatan tentang “membuktikan bahwa semua makhluk hidup bernapas” disana
disebutkan bahwa tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk membuktikan bahwa
semua makhluk hidup bernapas. Relevasi dari kegiatan ini yaitu siswa diminta
untuk melakukan kegiatan meniup ke kaca kemudian dilihat hasilnya. Untuk
pembuktian mengenai tumbuhan juga bernapas, siswa diminta untuk melakukan
kegiatan menutup tumbuhan dengan plastic bening. Disini kita melihat adanya
relevansi antara tujuan dan kegiatan yang dilakukan. Selain itu relevansi ini
terdapat pula dalam kehidupan sehari-hari siswa sehingga siswa dapat dengan
mudah mencari bahan/alat kegiatan dan mudah untuk memahami materi setelah
melakukan kegiatan tersebut.
22.
Menjelaskan manfaat pengetahuan,
keterampilan atau sikap serta nilai yang akan dipelajari dan bagaimana hal
tersebut dapat diaplikasikan dalam pekerjaan dan kehidupan nanti. misalnya, Pada bahasan tentang
kebutuhan makhluk hidup akan air diberikan penjelasan bahwa air sangat
diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup. Untuk aplikasi dalam
kehidupan sehari-hari penulis menyarankan kepada para siswa apabila memiliki
hewan peliharaan maupun tanaman hias di rumah harus secara teratur disiram atau
diberi minuman agar dapat bertumbuh dengan baik dan tidak mati. Begitu pula tentang kebutuhan makhluk hidup akan cahaya matahari, penulis menyarankan
kepada siswa agar bila menanam tanaman tanamlah pada tempat terbuka yang cukup
cahaya matahari, sebab tumbuhan memerlukannya untuk memasak makanan.
33.
Memberikan contoh, latihan atau tes yang
langsung berhubungan dengan kondisi siswa. Dalam pemberian contoh, penulis
selalu berusaha untuk memberikan contoh-contoh dari lingkungan yang terdekat
dengan siswa dan yang dialami siswa dalam kehidupan sehari-harinya. Misalnya penulis sengaja memberikan visualisasi gambar salah satu jenis
makhluk hidup yang sering dijumpai siswa yaitu ayam, kemudian penulis
mengilustrasikan tentang kehidupan dan tingkah laku ayam tersebut mulai dari
saat mencari makanan, bagaimana bila ayam tersebut bertemu dengan lawan
jenisnya, sampai bagaimana ayam tersebut berkembang biak. Dengan memberikan
contoh-contoh dari lingkungan sehari-harinya diharapkan siswa dapat lebih mudah
untuk memahami materi pelajaran.
C. Confidence (percaya diri)
Demi membangkitkan kesadaran yang kuat di dalam
proses belajar mengajar siswa yang selama ini lebih banyak dikuasai guru (teacher’s
centered) dan lebih memproduk penghafal kata-kata bukan pada kemampuan
bagaimana belajar dan akhirnya setelah siswa tamat tidak bisa berbuat apa-apa
dan tidak ada kemampuan “problem solving” di tengah masyarakat yang
plural heterogen dan banyak masalah, maka guru harus menggunakan strategi yang
efektif.
Strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan
kepercayaan diri siswa dalam penyususnan bahan ajar ini adalah sebagai berikut:
1.
Meningkatkan harapan siswa untuk
berhasil dengan memperbanyak pengalaman siswa. Dalam penyususnan bahan ajar ini
penulis menyusun materi pembelajaran agar dengan mudah dipahami maka penulis
memberikan berbagai ilustrasi gambar yang relevan, materinya di urutkan dari
materi yang mudah ke sukar. Dengan demikian, siswa merasa mengalami
keberhasilan sejak awal proses pembelajaran.
2.
Dalam penyusunan kegiatan pembelajaran
dilakukan ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil, sehingga siswa tidak
dituntut untuk mempelajari terlalu banyak konsep baru dengan sekaligus. Jadi
pemberian contoh-contoh dimulai dari memberikan contoh-contoh dari kehidupan
siswa atau dari hal-hal yang pernah dialami siswa. Sehingga siswa tidak akan
merasa terlalu berat saat diberi sedikit demi sedikit suatu konsep baru. misalnya tentang kebutuhan akan cahaya
matahari. Penulis terlebih dahulu menyebutkan kegunaan cahaya matahari untuk
manusia karena setiap siswa akan merasakan kegunaan tersebut misalnya untuk
mengeringkan pakaian yang basah, untuk menghangatkan tubuh kita. Setelah itu
barulah penulis menyebutkan kegunaan matahari untuk tumbuhan. Disini penulis
memberikan suatu konsep baru tentang fotosintesis yang membutuhkan cahaya
matarari. Dengan pemberian konsep baru yang tidak langsung banyak diharapkan
siswa lebih dapat memahami apa yang dipelajarinya.
3.
Meningkatkan harapan untuk berhasil, hal
ini dapat dilakukan dengan menyampaikan tujuan pembelajaran dan kriteria tes
pada awal pembelajaran. Hal ini akan membantu siswa mempunyai gambaran yang
jelas mengenai apa yang diharapkan.
4.
Menumbuhkan kepercayaan diri siswa dengan menganggap
siswa telah memahami konsep ini dengan baik serta menyebut kelemahan siswa sebagai
hal-hal yang masih perlu dikembangkan.
D. Satisfaction (kepuasan)
Kepuasan yang dimaksud di sini adalah perasaan
gembira, perasaan ini dapat menjadi positif yaitu timbul kalau orang
mendapatkan penghargaan terhadap dirinya. Perasaan ini dapat meningkat kepada
perasaan percaya diri siswa nantinya dengan membangkitkan semangat belajar
diantaranya dengan: mengucapkan “baik”, “bagus” dan seterusnya bila peserta
didik menjawab /mengajukan pertanyaan. Dalam bahan ajar ini penulis juga
berusahan untuk menghadirkan pujian-pujian seperti itu agar siswa dapat
benar-benar merasa puas dengan hasil belajarnya. Ada semacam interaksi dengan siswa yaitu saan memberikan pertanyaan kepada
siswa. Penulis menganggap siswa telah mengetahui konsep tersebut sehingga
penulis memberikan pijian dengan jawaban “ya benar sekali”. Dengan
pujian-pujian seperti ini diharapkan siswa dapat merasa senang untuk belajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar